Gaji Arsitek

Arsitek adalah profesi yang yang tugasnya merancang bangunan, mempertimbangkan sisi estetika dari desain bangunan, serta mengawasi proses konstruksi bangunan yang bersangkutan.

Untuk menjadi arsitek, syaratnya adalah harus belajar di program sarjana (S1) selama 4 tahun, mengikuti program profesi arsitek selama 1 tahun, magang 2 tahun, serta lulus ujian lisensi arsitek.

Proses untuk menjadi arsitek memang panjang, tetapi prospek kerjanya sangat baik. Pasalnya, arsitek yang telah berpengalaman dapat menghasilkan banyak uang.

Mengenal Profesi Arsitek di Indonesia

Melansir dari website Gajiterbaru.com, gaji arsitek dapat mencapai ratusan bahkan miliaran rupiah dari setiap proyek. Meski begitu, sebelum memutuskan untuk menjadi arsitek, sebaiknya kenali terlebih dulu plus dan minus profesi ini:

  1. Gaji Pertama Mengikuti Standar UMR

Walau arsitek profesional dapat memperoleh penghasilan besar, gajinya tidak dapat disamakan dengan arsitek yang masih baru. Arsitekfresh graduatebiasanya akan digaji sesuai standar UMR, yaitu sekitar Rp4,3 juta per bulan.

Meski begitu, tidak perlu merasa berkecil hati karena arsitek baru dapat menambah pengalaman sehingga di masa depan, gaji yang diperoleh dapat sepadan. Misalnya setelah menjadi karyawan arsitek entry level dengan pengalaman kerja 1 – 2 tahun, gaji yang diperoleh dapat mencapai angka Rp7 juta.

Melansir dari website Gajiterbaru.com, gaji arsitek kelas menengah dan direktur dapat lebih tinggi lagi, yaitu sekitar Rp15–50 juta per bulan.

  1. Jam Kerja Tidak Menentu

Salah satu minus atau kekurangan dari profesi arsitek adalah jam kerja yang tidak menentu. Oleh karena itulah sejak di perguruan tinggi, mahasiswa dari jurusan arsitektur kerap diberi tugas dengan deadline yang sangat ketat.

Dengan metode inilah perguruan tinggi dapat mempersiapkan lulusannya agar tidak lagi kaget dengan dunia kerja arsitek yang sesungguhnya.

  1. Memiliki Kesempatan untuk Bertemu Banyak Orang Baru

Arsitek tidak dapat bekerja sendiri. Pasalnya, proyek pembangunan yang melibatkan arsitek tidak dapat ditangani oleh arsitek seorang diri, melainkan butuh bantuan dan dukunganberbagai pihak seperti kontraktor, teknik sipil, hingga desainer interior.

Oleh karena itulah profesi ini dapat mengantarkan seseorang untuk bertemu dengan banyak orang baru.

Agar proyek pembangunan selesai dengan hasil yang memuaskan dan sesuai harapan, arsitek harus pandai berdiskusi dengan klien maupun dengan pihak pendukung lain. Oleh karena itulah memiliki kemampuan komunikasi yang baik adalah suatu keharusan bagi seorang arsitek.

  1. Peluang Karir yang Menjanjikan

Di Indonesia, pertumbuhan infrastruktur terus mengalami peningkatan. Oleh karena itulah sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam pengembangan infrastruktur seperti arsitek sangat dibutuhkan. Hal ini membuktikan bahwa peluang karir bagi arsitek sangat menjanjikan.

Tak hanya itu, apabila pekerjaan ini dijalani dengan serius sambil terus menambah pengalaman hingga menjadi arsitek profesional, penghasilan yang diperoleh dapat mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya.

  1. Harus Menguasai Teknik Arsitektur yang Tepat

Tugas utama arsitek memang menciptakan desain bangunan sesuai dengan keinginan klien. Namun, bukan berarti setiap desain yang diinginkan klien tidak akan menimbulkan masalah. Dalam praktiknya, bisa saja desain yang diinginkan klien ternyata tidak sesuai dan dapat berdampak buruk bagi bangunan secara keseluruhan.

Saat hal ini terjadi, seorang arsitek harus mampu memberikan solusi yang tepat. Untuk dapat melakukannya, seorang arsitek harus menguasai berbagai teknik arsitektur terlebih dahulu.

Setelah mengetahui plus dan minus serta kisaran gajinya, bagaimana? Anda tertarik untuk menjadi arsitek?